Sewaktu SMA, Mengapa Yang Pintar Dimasukkan ke IPA, bukan IPS?

11 Februari 2012 21.30 By Arsyil Statistikawan

Saya percaya bahwa kemajuan sebuah sebuah negara dilatarbelakangi kemajuan pendidikannya. Sebut saja Jepang, negara yang terkenal miskin sumber daya alam dan kondisi alam yang buruk, mampu memperoleh kemajuan yang luar biasa saat ini. Mengutip dari sebuah buku bahwa dulu sesaat setelah Jepang di bom atom oleh Amerika Serikat saat Perang Dunia II, sebuah pertanyaan luar biasa dilontarkan oleh pemimpin negara itu, "Berapa banyak guru yang masih tersisa?"

Itulah arti penting pendidikan. Aspek di bidang lain pun akan baik jika pendidikan baik. Pendidikan yang dimaksud ini tidak terbatas di sekolah. Tapi pendidikan di sekolah adalah cukup penting. Artinya majunya sebuah negara, sistem pendidikan sekolah yang baik adalah salah satu kuncinya.

Kali ini saya menyoroti yaitu pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Kita masih ingat bahwa saat kenaikan kelas dari kelas X ke kelas XI maka tiap siswa akan memilih (atau dipilihkan) mau masuk ke kelas IPA, IPS, atau Bahasa.

Saya yakin tak hanya sekolah saya tapi juga se-Indonesia (semoga tidak semua) bahwa biasanya siswa yang pintar diarahkan masuk ke kelas IPA. Sisanya dimasukkan kelas IPS dan Bahasa. Tak rahasia umum juga bahwa seringkali siswa yang tergolong "nakal" akan dimasukkan ke kelas IPS. Maaf, bukan saya mendeskritkan tapi hanya mengulas fakta yang ada.

Lantas apa efeknya? Sesaat fine-fine saja hal tersebut. Sebab, pelajaran IPA bisa dibilang sulit oleh itu, IPA diperuntukkan bagi siswa-siswa pintar. Sedangkan pelajaran IPS tidak sesulit IPA sehingga cocok bagi siswa yang terbilang kurang pintar.

Efeknya adalah pada saat dunia kerja. Dalam bidang ekonomi, politik, dan hukum tentunya diisi oleh orang-orang yang menimba ilmu sosial di bangku perkuliahan. Fakultas Ekonomi, Ilmu Politik, dan Hukum adalah bidang IPS. Tentunya sebagian diisi oleh mahasiswa yang dulu duduk di jurusan IPS sewaktu SMA.

Secara singkat, bahwa orang-orang pintar dari jurusan IPA tidak menduduki posisi strategis negara dalam bidang Ekonomi, Politik, dan Hukum. Padahal nasib kemajuan negara bertopang pada pejabat-pejabat negara.

Seringkali di kampus sosial sistem pendidikannya amburadul. Mahasiswa mudah lulus cepat meski kuliah sesuka hati. Juga pergaulan di kampus sosial lumayan bebas. Maka keluaran lulusannya tentunya tidak sebaik yang diharapkan. Padahal mereka yang akan menjabat posisi strategis negara.

Sungguh, pendidikan yang salah harus diperbaiki. Jika mendidiknya saja salah bagaimana bisa orang yang dididik menjadi baik?

Tulisan Lain yang berhubungan



Share
Add my Facebook here!

4 Response to "Sewaktu SMA, Mengapa Yang Pintar Dimasukkan ke IPA, bukan IPS?"

  1. Anonim Says:

    Saya baru baca nih yang ini..
    Sorry ya tapi saya ga setuju nih sama tulisan ini. Saya bukan anak IPS, soal susah atau tidak pelajaran di IPA, IPS, maupun bahasa itu relatif, tergantung dari bakat dan preferensi belajar si anak. Makanya sebelum penjurusan diadakan psikotes untuk mengetahui bakat seorang anak sebelum dijuruskan ke IPA atau IPS atau bahasa. Saya jurusan IPA di SMA tapi saya masuk ke Fakultas Ekonomi, jadi tidak menutup kemungkinan kalo anak-anak IPA masuk ke jurusan sosial dan memegang jabatan strategis di negara.
    Soal amburadul-nya keadaan negara ini saya rasa ga relevan dan sangat tidak berdasar kalo dikaitkan dengan jurusan yang diambil saat SMA. Itu balik lagi ke individu-nya, mau jadi pemimpin yang amanah atau pemimpin yang memikirkan diri sendiri saja.

  2. Anonim Says:

    kelas IPA mh cacat

  3. SESEORANG Says:

    Saya Masih bingung dengan Pendidikan di negara ini.... bukannya saya menjelek-jelekan suatu jurusan... tapi kenapa anak IPA boleh atau mudah sekali mengambil jurusan anak IPS sedangkan IPS yang mungkin pada saat SMA kurang beruntung untuk masuk jurusan IPA tapi padaa saat mau kuliah kayanya susah bener mau masuk jurusan IPA di kuliah............ dan kenapa Geografi ada di program IPS padahal itu pas di kuliahan punya anak IPA.....

  4. Arsyil Statistikawan Says:

    @seseorang,
    Saya sepakat nih.. bener kalau dipikir2 benerjuga itu..
    Semoga sistem pendidikan negara kita segera menjadi lebih baik

Posting Komentar

CARA BERKOMENTAR:
Beri komentar sebagai, pilih: Nama/URL
Isi nama anda, kosongkan "URL" jika tidak punya website/blog. Kalau ngisi alamat Web jangan lupa "http://", contoh: http://arsyil.blogspot.com

Ctt: Identitas anda sangat saya perlukan. Jgn lupa nama ya!

Daftar Isi

Kata Bijak Hari Ini

3 RUMUS SUKSES

Rumus 1 :
Man Jadda Wajada
(Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil)
Rumus 2 :
Man Shobaro Zhafira
(Siapa yang bersabar akan beruntung)
Rumus 3 :
Man Saro 'Aladdarbi Washola
(Siapa yang berjalan di jalur-Nya akan sampai)