Pernah gak ketika berbicara dengan seseorang, dan saat menanyakan sesuatu eh si lawan bicara malah menjawab dengan kata Kepo? Yupz, kalau aku di kantor sering banget tuh..contohnya:
“Q : Kamu darimana?
A : Kepoo..”
atau
“Q : Kamu lagi mengerjakan apa?
A : Kepoo..”
Huhh.. buat aku nyebelin banget tuh orang ketika menjawab kayak gitu. Kan jadi malesin banget deh buat ngobrol kalau dia suka jawab begitu.
Aku tak tahu sejak kapan kata “Kepo” lahir. Tapi yang jelas sebelum aku di Jakarta, ketika berbicara dengan orang lain aku gak pernah dapat tanggapan berupa kata Kepo. Bisa jadi karena perbedaan budaya kali ya. Aku gak mau menyalahkan salah satu wilayah atau masyarakat. Tapi ketika dulu aku di Kalimantan, Jawa, dan Turki. Ketika aku menanyakan sesuatu pasti mendapat sebuah jawaban, bukan malah dikatain “kepo”. Okay fine, mungkin di Jawa gak segaul di Jakarta, atau di Turki gak ada kata sejenis dengan Kepo. Dan bisa jadi aku yang belum beradaptasi dengan gaulnya percakapan di Jakarta, tapi yang jelas aku sungguh tak menyukai kata Kepo.
Ketika di Turki, aku bahkan melihat fenomena sapaan yang sungguh berbeda dengan di Indonesia. DI Turki, menanyakan “Nasilsin” (Apa Kabar) atau “Ne yapiyorsun” (Kamu lagi ngapaian) menjadi lumrah dilakukan berkali-kali dalam satu hari. Kalau di Indonesia, kata Apa Kabar kan baru digunakan ketika lama tak jumpa, nah kalau di Turki bisa diucapkan pagi-siang-malam. Aku pernah menyampaikan hal ini kepada salah satu orang Turki yang kukenal waktu itu. Dia menjawab bahwa pertanyaan tersebut diucapkan berkali-kali sebagai wujud perhatian kepada orang yang kita kenal, bahkan statement dia kepadaku, “bukannya malah baik budaya seperti itu?”. Wow, aku terenyuh sekali, betapa hangatnya bentuk salam mereka yang penuh perhatian.
Perngalaman pertamaku mendengar kata Kepo adalah dulu saat menjadi Guru di sebuah sekolah modern di Tangerang Selatan, tak lama setelah kepulanganku dari Turki. Seorang muridku yang mengucapkan kata itu. Padahal pertanyaanku kepada dia merupakan bentuk perhatian seorang guru kepada murid,seputar pelajaran, eh sering dijawab dengan kata Kepo. Haduhh benar-benar apa yah, bisa kubilang sebuah penurunan rasa santun yang terjadi pada anak zaman sekarang.
Harapan aku buat teman-teman sekalian tolong deh jangan keluarkan kata “Kepo”, karena gak semua orang menerima itu termasuk aku. Apalagi jika diucapkan kepada orang terdekat, maka dapat menimbulkan salah paham dan merenggangkan hubungan yang ada.
Jika memang suatu hal tidak mau diketahui oleh lawan bicara maka jawablah dengan jawaban lain yang santun, misal “maaf aku ada urusan pribadi tadi” atau dengan cara DIAM bukan dengan kata “Kepo”. Seperti kata pepatah “Berkatalah yang baik atau diam”.
Bahkan di ajarannya orang Islam, Nabi mengajarkan melalui hadisnya:
“Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)”.
Jakarta, 25 Agustus 2015
Arsyil Hendra Saputra
Share
“Q : Kamu darimana?
A : Kepoo..”
atau
“Q : Kamu lagi mengerjakan apa?
A : Kepoo..”
Huhh.. buat aku nyebelin banget tuh orang ketika menjawab kayak gitu. Kan jadi malesin banget deh buat ngobrol kalau dia suka jawab begitu.
Aku tak tahu sejak kapan kata “Kepo” lahir. Tapi yang jelas sebelum aku di Jakarta, ketika berbicara dengan orang lain aku gak pernah dapat tanggapan berupa kata Kepo. Bisa jadi karena perbedaan budaya kali ya. Aku gak mau menyalahkan salah satu wilayah atau masyarakat. Tapi ketika dulu aku di Kalimantan, Jawa, dan Turki. Ketika aku menanyakan sesuatu pasti mendapat sebuah jawaban, bukan malah dikatain “kepo”. Okay fine, mungkin di Jawa gak segaul di Jakarta, atau di Turki gak ada kata sejenis dengan Kepo. Dan bisa jadi aku yang belum beradaptasi dengan gaulnya percakapan di Jakarta, tapi yang jelas aku sungguh tak menyukai kata Kepo.
Ketika di Turki, aku bahkan melihat fenomena sapaan yang sungguh berbeda dengan di Indonesia. DI Turki, menanyakan “Nasilsin” (Apa Kabar) atau “Ne yapiyorsun” (Kamu lagi ngapaian) menjadi lumrah dilakukan berkali-kali dalam satu hari. Kalau di Indonesia, kata Apa Kabar kan baru digunakan ketika lama tak jumpa, nah kalau di Turki bisa diucapkan pagi-siang-malam. Aku pernah menyampaikan hal ini kepada salah satu orang Turki yang kukenal waktu itu. Dia menjawab bahwa pertanyaan tersebut diucapkan berkali-kali sebagai wujud perhatian kepada orang yang kita kenal, bahkan statement dia kepadaku, “bukannya malah baik budaya seperti itu?”. Wow, aku terenyuh sekali, betapa hangatnya bentuk salam mereka yang penuh perhatian.
Perngalaman pertamaku mendengar kata Kepo adalah dulu saat menjadi Guru di sebuah sekolah modern di Tangerang Selatan, tak lama setelah kepulanganku dari Turki. Seorang muridku yang mengucapkan kata itu. Padahal pertanyaanku kepada dia merupakan bentuk perhatian seorang guru kepada murid,seputar pelajaran, eh sering dijawab dengan kata Kepo. Haduhh benar-benar apa yah, bisa kubilang sebuah penurunan rasa santun yang terjadi pada anak zaman sekarang.
Harapan aku buat teman-teman sekalian tolong deh jangan keluarkan kata “Kepo”, karena gak semua orang menerima itu termasuk aku. Apalagi jika diucapkan kepada orang terdekat, maka dapat menimbulkan salah paham dan merenggangkan hubungan yang ada.
Jika memang suatu hal tidak mau diketahui oleh lawan bicara maka jawablah dengan jawaban lain yang santun, misal “maaf aku ada urusan pribadi tadi” atau dengan cara DIAM bukan dengan kata “Kepo”. Seperti kata pepatah “Berkatalah yang baik atau diam”.
Bahkan di ajarannya orang Islam, Nabi mengajarkan melalui hadisnya:
“Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)”.
Jakarta, 25 Agustus 2015
Arsyil Hendra Saputra
Add my Facebook here!
10:44
bener sob, padahal kita niatnya baik ya, tapi malah di jawab kaya gitu...
17:22
It was very useful for me. Keep sharing such ideas in the future as well. This was actually what I was looking for, and I am glad to came here! Thanks for sharing the such information with us.
12:03
Sekarang kata kepo udah biasa banget syil.. ngga cuma di jakarta.. padahal bertanya itu bentuk perhatian ya..
13:04
@Farroh..iya sih.. cum ya ituuuu bertanya kan maksudnya perhatiann. he he
14:30
Thanks for sharing. I hope it will be helpful to many people that are searching for this topic. Keep posting guys and keep this forum a great place to learn things.
10:57
obat pelancar haid
obat pelancar haid alami
obat pelancar haid paling manjur
obat pereda nyeri haid
obat pelancar haid cytotec
obat pelancar haid resep dokter
ciri-ciri masa subur untuk haid tidak teratur
ciri-ciri masa subur setelah haid
cara menghitung masa subur haid
rumus menghitung masa subur haid
cara menghitung masa subur haid tidak teratur
cara menghitung masa subur untuk menunda kehamilan
gejala yang dialami saat haid
gejala yang dialami datang bulan
perubahan yang dialami saat haid
efek samping haid
kenapa jerawat muncul saat haid
penyebab jerawat muncul saat haid
akibat penyebab telat haid
akibat penyebab telat haid dan solusinya
cara melancarkan haid secara alami dan aman
pengaruh masa subur haid
cara mengatasi nyeri saat haid